Jumat, 22 Agustus 2014

first love

aku bisa mengerti
bahwa mungkin sebelum aku
kamu pernah mencintai seorang wanita sepenuh hati
yang kamu perjuangkan mati-matian
yang pernah kau peluk hingga tak ingin kau lepaskan

aku bisa terima
bahwa sebelum bahagia denganku
pernah ada sosok lain yang selalu ingin membahagiakannmu
yang pernah kau impikan dapat hidup bahagia bersama hingga akhir hayat


aku menghargai bagaimana kamu ingin menjadikanku milikmu
bagaimana kamu menjadikan aku satu-satunya
dan usahamu untuk membahagiakanku saat ini hingga selamanya

semoga aku dapat menjadi yang terakhir bagimu
meskipun bukan yang pertama
meskipun bukan cinta pertama




hanya celoteh pengantar tidur :)

Kamis, 21 Agustus 2014

menikah

mulai menginjak semester akhir dikampusku. seperti teman-temanku yang lain, pembicaraan seputar menikah dan berumah tangga sudah tidak asing lagi diperbicangkan diantara kami. 

sebenarnya saya masih ingin menimba ilmu lagi,  walau tidak dipungkiri, mungkin menikah menjadi pilihan saya nanti setelah lulus.

saya pasrahkan sepenuhnya terhadap takdir Allah.


saya termasuk orang yang pemilih. sangat pemilih. terlebih dalam memilih pasangan hidup, saya tak ingin asal-asalan, karena pada dasarnya setiap manusia hanya ingin memiliki satu pasangan hidup selama kehidupannya.

sahabat saya, namanya alif (dia adalah wanita shalehah yang taat) bertanya pada saya:

"bagaimana nanti bila saya dilamar pertama kali oleh pria yang tidak saya cintai?"

hemm. satu hal yang membuat saya yakin hingga sekarang adalah pesan dari kakak kelas saya. beliau pernah bilang: laki-laki sholeh yang melamarmu pertama kali ketika kamu sudah siap dan mampu untuk menikah, sebaiknya dipertimbangkan untuk diterima, meskipun kamu tidak pernah jatuh cinta dengannya sebelumnya, karena belum tentu nanti kamu akan mendapatkan lelaki yang sholeh lagi"

meskipun saya tidak mencintainya sebelumnya? ya.
  
saya akan mencintai siapa saja pria yang telah saya pilih. saya ingin menjadi makmum dari suami yang sholeh, yang baik akhlaknya, serta berilmu (amin). yang mampu menuntun saya dan keluarga saya nanti. meskipun bisa saja saya tak pernah jatuh cinta dengannya sebelumnya, atau bahkan belum mengenalnya, tapi saya percaya, bahwa cinta itu bisa dibangun. membangun cinta .

saya sadar bahwa saya masih jauh dari sebutan wanita shalehah. saya masih berbenah dan belajar. masih jauh. 
saya ingin, tapi memang saya harus memnantaskan diri terlebih dulu, karena:


"Wanita yang baik untuk lelaki yang baik dan lelaki yang baik untuk wanita yang baik." (Qs. An Nur:26)




dan teruntuk engkau muslimah, semoga engkau dianugerahi lelaki yang sholeh :)

Kamis, 13 Maret 2014

anak aktivis :')

Orang bilang anakku seorang aktivis. Dengan segudang kesibukan yang disebutnya amanah umat. Orang bilang anakku seorang aktivis. Tapi bolehkah aku sampaikan padamu nak? Ibu bilang engkau hanya seorang putri kecil ibu yang lugu.

Anakku, sejak mereka bilang engkau seorang aktivis, ibu kembali mematut diri menjadi ibu seorang aktivis. Dengan segala kesibukanmu, ibu berusaha mengerti betapa engkau ingin agar waktumu terisi dengan segala yang bermanfaat. Ibu sungguh mengerti itu nak, tapi apakah menghabiskan waktu dengan ibumu ini adalah sesuatu yang sia-sia nak?

Sungguh setengah dari umur ibu telah ibu habiskan untuk membesarkan dan menghabiskan waktu bersamamu nak. Tanpa pernah ibu berfikir bahwa itu adalah waktu yang sia-sia

Anakku, kita memang berada di satu atap nak, di atap yang sama saat dulu engkau bermanja dengan ibumu ini. Tapi kini di manakah rumahmu nak? ibu tak lagi melihat jiwamu di rumah ini. Sepanjang hari ibu tunggu kehadiranmu di rumah, dengan penuh doa agar Allah senantiasa menjagamu. Larut malam engkau kembali dengan wajah kusut.

Mungkin tawamu telah habis hari ini, tapi ibu berharap engkau sudi mengukir senyum untuk ibu yang begitu merindukanmu.

Ah, lagi-lagi ibu terpaksa harus mengerti, bahwa engkau begitu lelah dengan segala aktivitasmu hingga tak mampu lagi tersenyum untuk ibu. Atau jangankan untuk tersenyum, sekedar untuk mengalihkan pandangan pada ibumu saja, katamu engkau sedang sibuk mengejar deadline. Padahal, andai kau tahu nak, ibu ingin sekali mendengar segala kegiatanmu hari ini, memastikan engkau baik-baik saja, memberi sedikit nasehat yang ibu yakin engkau pasti lebih tahu.

Ibu memang bukan aktivis sekaliber engkau nak. Tapi bukankah aku ini ibumu, yang 9 bulan waktumu engkau habiskan di dalam rahimku.

Anakku, ibu mendengar engkau sedang begitu sibuk nak. Nampaknya engkau begitu mengkhawatirkan nasib organisasimu, engkau mengatur segala strategi untuk mengkader anggotamu. Engkau nampak amat peduli dengan semua itu, ibu bangga padamu.

Namun, sebagian hati ibu mulai bertanya nak, kapan terakhir engkau menanyakan kabar ibumu ini nak? Apakah engkau mengkhawatirkan ibu seperti engkau mengkhawatirkan keberhasilan acaramu? Kapan terakhir engkau menanyakan keadaan adik-adikmu nak? Apakah adik-adikmu ini tidak lebih penting dari anggota organisasimu nak?

Anakku, ibu sungguh sedih mendengar ucapanmu. Saat engkau merasa sangat tidak produktif ketika harus menghabiskan waktu dengan keluargamu. Memang nak, menghabiskan waktu dengan keluargamu tak akan menyelesaikan tumpukan tugas yang harus kau buat, tak juga menyelesaikan berbagai amanah yang harus kau lakukan. Tapi bukankah keluargamu ini adalah tugasmu juga nak? Bukankah keluargamu ini adalah amanahmu yang juga harus kau jaga nak?

Anakku, ibu mencoba membuka buku agendamu. Buku agenda sang aktivis. Jadwalmu begitu padat nak, ada rapat di sana sini. Ada jadwal mengkaji, ada juga jadwal untuk bertemu dengan tokoh-tokoh penting. Ibu membuka lembar demi lembarnya. Di sana ada sekumpulan agendamu, ada sekumpulan mimpi dan harapanmu. Ibu membuka lagi lembar demi lembarnya, masih saja ibu berharap bahwa nama ibu ada di sana.

Ternyata memang tak ada nak, tak ada agenda untuk bersama ibumu yang renta ini. Tak ada cita-cita untuk ibumu ini. Padahal nak, andai engkau tahu, sejak kau ada di rahim ibu, tak ada cita dan agenda yang lebih penting untuk ibu, selain cita dan agenda untukmu, putri kecilku…

Kalau boleh ibu meminjam bahasa mereka, mereka bilang engkau seorang organisatoris yang profesional. Boleh ibu bertanya nak, di mana profesionalitasmu untuk ibu? Di mana profesionalitasmu untuk keluarga? Di mana engkau letakkan keluargamu dalam skala prioritas yang kau buat.

Ah, waktumu terlalu mahal nak. Sampai-sampai ibu tak lagi mampu untuk membeli waktumu agar engkau bisa bersama ibu. Setiap pertemuan pasti akan menemukan akhirnya.





-tulisan di ambil dari seseorang-
di facebook kartun muslimah

Sabtu, 01 Februari 2014

CLOSING POIN ORIFLAME JANUARI 2014

Sabtu, 31 januari 2014

05.00 WIB, selepas shubuh langsung buka AR, masih kurang 900an bp lagi untuk naik 15%
Mulai bongkar jaringan satu satu, memeriksa adakah yg masih berjuang juga untuk naik level, mengabarisana sini, dan akhirnya menemukan 5 orang nama yang tengah berjuang juga.
Sekuat tenaga berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa ini masih sangat mungkin. Bismillah,yang penting berusaha dulu sekuatnya. Apapun hasilnya, pasti itu yg terbaik. Berharap penuh Allah memudahkan langkah kami semua menutup januari dengan hasil yanglebih baik.

07.30 wib berangkat ke perpus ugm, ngerjain deadline proposal sambil cari orderan online. Alhamdulillah, seneng banget punya bisnis yang mudah, yg bisa dikerjain dimanaaja, kapan aja, bahkan bisa disambi sambi kayak gini  :D

Jam 12.30 wib makan siang bareng alifia sama ardini. Mereka ini downline ku yg juga lagi berjuang utk naik level. Liat mereka berdua bener bener bikin hati jadi ga karuan. Saya masih memiliki amanah untuk membantu mereka closing point.  Deg-deg an, iyaa, mengingat waktu udah tinggal beberapa jam lagi dan usahaku dari pagi tadi baru sekitar 150-an poin. 
Hape lowbat. Udah nggak bisa mengandalkan cari orderan online. Aku langsung ngajak mereka ngejar orderan offline diwarung tempat kita makan. “bawa katalog nggak? ayo kita nekat” .kita nawarin orang orang yang lagi pada ngobrol di warung makan. Mungkin penjaga warungnya ngirain kita nggak bisa bayar sampai harus cari uang dulu.Haha
Malu? fyuuuh, lebih malu lagi ketika nggak bisa melakukan apapun padahal kesempatan masih ada. Sayapunya mereka yang sama sama mau untuk berani malu. mereka yang mau mengalahkan gengsinya, yang mau berjuang untuk mengejar mimpinya, mereka yg ga pernah nyerah untuk cari orderan kemana mana, mereka yg pernah nyari orderan disepanjang jalan malioboro dari pagi sampe malem, yang nyusup ke kerumunan ibu ibu yg lagi asik nggosip, ke salon, ke mall, ke cafe, bahkan ke pos polisipernah mereka lakuin. Hey, kalian luar biasa!
Hasil nyari orderan siang ini jauh diluar dugaan, bukan karena orderannya, tapi karena ilmu baru yg kita dapatkan. Waktu itu, kita ketemu mba mba yg ternyata udah senior manager di oriflame, namanya mba Anisa, dari Manado. Dia baru 3 bulan join oriflame dan udah langsung SM! bulan pertama dia 6%, bulan kedua 12%, dan bulan ke 3 SM, subhanallah. Awalnya dia nyamar jadi pembeli, buka buka katalog yg kita sodorin, dengerin cara kita nawarin, ya kayak gitu deh. Haha. Habis itu mba anisa baru nyeritain kalau dia member juga, nyeritain perjalanan nya, ngasih ilmu yg bikin kita jadi tambaaaaah semangat untuk closing point :” Salah satu pesen dari mba Anisa yg paling aku inget, “Libatkan Allah dalam setiap langkah kerjamu, ajak downlinemu untuk selalu berdoa” sederhana, tapi makna nya luarbiasa ♥

15.00 wib sampai rumah alifia. Semuanya langsung sibuk sama gadgetnya masing masing. Numpang wifian utk cari orderan online. Ngebut. udah tinggal 4 jam lagi. Sambil cari orderan, sambil nginputin orderan downline, sambil followup downline yg lain lewat online, berusaha membantu sebisanya.

17.50 wib cuss ke warnet. karena entah kenapa koneksi mulai nggak bagus. mulai panik. Web udah lola di buka. Sementara waktu udah semakin mepet. Sangat mepet. Liat AR lagi, ternyata masih ada yang belum tembus. Follow up lagi, sambil telpon, sambil nginputin orderan downline yg lain bareng bareng sama mereka. 

18.45 wib alhamdulillah, akhirnya mereka semua naik level, beres sudah 10 orang coreteam dari 12 downline aktif naik level semua (downlineku memang belum banyak, sudah banyak yg gugur kena seleksi alam :') but it's okay. toh ini bisnismu. bukan bisnis uplinemu, bukan bisnis downlinemu. ini bisnismu! jangan pernah mengandalkan siapapun, terlebih bergantung sama manusia. karena mereka bukan robot, mereka punya hati yg bisa berubah ubah. mau naik, mau turun, semua tergantung dari dirimu sendiri. berusahalah semaksimalnya tanpa pernah menggantungkan kepada siapapun kecuali Tuhanmu!  
Saatnya pindah memantau diriku sendiri. 15 menit lagi. Nginputin orderan lagi untuk nutup, dan ternyata udah gak bisa di konfirmasi. Mulai pasrah, tapi tetep berusaha, ardini bantuin nginputin pake komputer di box sebelah, tapi ternyata udah nggak bisa log in. kembali inget lagi pesen mba Anisa tadi siang,libatkan Allah, masih ada Allah.

18.55 wib subhanallah akhirnya bisa dikonfirmasi :’D tapi kok poin nya ga nambah ya? Refresh web nya berkali kali, tapi masih aja tetep.  akhirnya nyoba nginput orderannya lagi, ngulang lagi masukin kode satu satu dan tetep ga bisa. Udah lemes. Lemes banget rasanya, apa harus kayak gini lagi, sudah mencoba untuk berubah, tapi ternyata masih berantakan disana sini. saya mengakui kalau masih belum memiliki sistem yang rapi. Berusaha ikhlas, setidaknya saya sudah berusaha, dan apapun hasilnya saya serahkan sama Allah. Itu janji saya tadi pagi.
Dan kamu tahu, mukjizat itu ada ketika kita memang benar benar yakin dan percaya. Pukul 18.57wib, web kembali normal, entah darimana tiba tiba bisa bergerak lagi pas di “halaman saya”. Disitu terpampang jelas kalau aku udah tembus 4000an bp. Akhirnyaaaa ya Allah :”  

Pukul 19.00 tepat V3 benar benar membeku. Lega rasanya, kita bertiga speechless. Pelukan kayak orang gila di box warnet yang sempit. Terus ke mushola, sujud syukur. Terharu. Terimakasih Allah, terimakasih sudah mengabulkan doa kami bahkan di detik detik terakhir.
Seketika, saya benar-benar meresapi makna kata, "bantu orang lain semampunya,maka Allah akan membantumu, bahkan diluar kemampuanmu”

Tamparan keras betapa kita tidak bisa egois mengejar impian diri sendiri, tetapi merangkul semua amanah titipan. hey, kita sudah berjuang bersama, jadi kita besok harus sukses bareng bareng juga! jemput mimpimu. buktikan ke semua orang kalau kalian itu bisa :")

selamat datang februari. bulan dengan hanya 28 hari. sudah siapkah menerima tantangan lebih gila lagi gengs?? hahaha


love

Indhun Dyah Susanti




hanya menulis apa yang aku pikirkan, tidak selalu yang aku alami ! :)

hanya menulis apa yang aku pikirkan, tidak selalu yang aku alami ! :)

kamu pengunjung ke -