Senin, 25 Juni 2012

curhat sama Allah


Maaf jika tiba-tiba aku jadi posting seperti ini. aku tahu ini hanyalah postingan yang sangat tidak penting untuk kalian baca, tapi entah mengapa hingga saat ini aku masih saja curhat kaya gini sama Allah.

Aku selalu bertanya dengan pertanyaan bodoh sama Allah tanpa rasa malu. “ya Allah kenapa kita ga boleh pacaran?” pertanyaan yang sangat bodoh bukan?

sering terlintas dibenakku untuk menerima kehadiranmu, mencoba menjalani hariku bersamamu, mengikuti tren pacaran lagi layaknya remaja seusiaku.

Ya Allah Yang Maha Membolak-balikan hati. Maaf jika hati ini masih sangat labil ketika tersentuh sedikit saja oleh kehadirannya. Entahlah, kenapa hanya dia dari sekian pria yang terus saja menggoda iman saya tak henti-henti. kamu tahu betapa kuatnya aku menahanmu meskipun ada banyak manusia yang mencoba menyingkirkanmu dari hatiku?

Masih ingatkah ketika kau katakan nggak mau move on dari aku? (3 juni 2012) entah itu hanya canda, entah itu hanya gurauan, entah itu hanya kata kata yang tiba tiba terlintas dipikiranmu, entah itu apa, tapi kata-katamu itu cukup membuatku sedih. aku menjadi sedih setiap kali melihat kamu, selalu ga tega melihat mu berjuang dan menungguku terus, diam diam terluka karena aku, dan terus saja tersenyum menyembunyikan isi hatimu. http://www.smileycodes.info

Kadang ingin ku katakan semua yang membelenggu pikiranku, namun hati ini seakan selalu meminta untuk menahanmu lebih lama. Maaf jika aku sangat takut kehilangan kamu, maaf jika aku takut kau akan meninggalkanku. Semua hal yang seharusnya ku buang jauh, malah semakin membuatku lekat menyayangimu. Ya Allah, hamba minta maaf.

Dan kini, ketika aku mulai mencoba berbenah, mencoba menghindar dari semua yang menggoyahkan hati ini, mencoba untuk menata hatiku menjadi lebih baik, perlahan kamu mulai memasuki hatiku. Tanpa kau tahu hati ini baru saja aku perbaiki, walau memang masih compang camping disana sini. Sungguh buruk, dan mungkin masih sangat buruk.

Buat kamu yang telah sudi menungguku, aku minta maaf, disaat aku mulai respect terhadapmu, disaat inilah aku tak dapat menerima mu walau hanya sekedar menjadi teman terdekatku. Maaf , aku hanya ingin lebih baik, lebih baik, dan lebih baik lagi.


Maaf, bukannya hamba berharap dan menebak-nebak jodoh hamba esok. Ya Allah, bimbing hamba Ya Allah, sungguh hati ini pun bingung harus bagaimana. Ya Allah, hamba minta maaf, benar benar minta maaf .

Aku hanya ingin mengucapkan terimakasih. Terimakasih karena kamu telah bersabar mencintaiku dalam diammu walaupun mungkin saja aku salah dalam membaca isi hatimu, tapi terimakasih atas ketulusanmu itu. Maaf jika hanya ini yang bisa aku sampaikan. Aku memang hanya anak kecil, yang masih belajar menjadi dewasa, jadi aku mohon, maafkan aku.






untuk seseorang yang tak bisa kumiliki saat ini. dan mungkin tak akan bisa kumiliki esok nanti.

Jumat, 22 Juni 2012

belajar dari kekurangan :)


Aku pernah dianggap sombong ketika tak menyapa temanku karena pandanganku yang kabur. Aku memang gadis bermata minus yang tak suka memakai kacamata. Sebuah benda yang menggantung di depan mataku itu cukup membuatku risih ketika kubawa berjalan. Ya, kacamata ini hanya aku gunakan untuk melihat deretan tulisan di papan tulis saja ketika pelajaran berlangsung.

Sejak saat itu aku berpikir, mungkin ada baiknya jika aku menyapa siapapun dia yang bertemu denganku, daripada mendiamkannya dengan alasan tak berkacamata karena barangkali dia adalah orang yang sangat aku kenal, dan karena tak berkacamata jadi tidak sengaja tak kusapa.

Untuk menghindari hal serupa, aku selalu menyapa hampir semua orang yang berpas-pasan denganku dengan senyuman, mata yang berbinar-binar, dan dengan sapaan “hai” yang tak terlalu keras, namun cukup terdengar.

Seharian ini, aku telah bertemu dan menyapa banyak manusia justru karena pandanganku yang agak sedikit  kabur karena tak memakai kacamata.

Keesokan harinya seusai pelajaran, aku lupa meletakkan kacamataku ini dimeja, karena takut pecah jika ditaruh di saku, jadi terpaksa aku pakai.

Dengan  kacamata, aku bisa melihat mereka yang melintas di depanku, kini aku tak lagi menyapa siapapun selain yang benar-benar aku kenal dekat.

Tiba-tiba ada perempuan, yang sepertinya anak kelas satu menyapaku.
“halo mbak indhun” mukanya sumringah.
Aku bingung, dia itu siapa ya? Kok kenal aku? Perasaan aku gak pernah ketemu dia, gak pernah kenal dia, ga pernah ngobrol sama dia?
Tapi berhubung aku orangnya ramah, baik hati, dan tidak sombong :"DD haha  ya tak bales lah sapaan nya dengan muka yang nggak kalah sumringahnya.
“halo jga, eh btw, namamu siapa ya? Aku lupa. .hehe” kataku polos, sebenernya bukan lupa, tapi emang belum pernah kenal.
Habis itu kita malah jadi kenalan , cerita ini itu, nglantur sana sini, seperti orang yang udah sangat akrab.

Taukah kamu siapa dia? Dia adalah orang yang aku sapa ketika mataku kabur kemarin. mungkin karena beberapa hari kemarin aku menjadi orang yang ramah kepada siapapun meskipun aku tak mengenalnya, jadi dia merasa nyaman untuk berkenalan dan menjadi teman baruku wkwkkw

tapi ada satu hal yang mennganjal hatiku, Kenapa aku harus menjadi orang yang memiliki ‘kekurangan’ dahulu untuk melakukan hal kecil yang baik dan begitu mudah dilakukan? Kenapa aku harus tak berkacamata dahulu, memaksa mataku untuk melihat dengan akomodasi maksimum walaupun masih tetap kabur untuk membagi senyum dan menyapa mereka yang melintas dihadapanku.

Lihatlah betapa hal itu begitu menyenangkan untuk orang lain !




Selasa, 05 Juni 2012

i love you, with much love :')


Anakku,

Ketika aku menjadi tua, aku harap kamu mengerti dan sabar dalam menghadapiku..

Ketika aku memecahkan piring, atau menumpahkan sup di meja karena aku mulai kehilangan pengelihatanku,
Aku harap kamu tidak berteriak padaku..

hanya menulis apa yang aku pikirkan, tidak selalu yang aku alami ! :)

hanya menulis apa yang aku pikirkan, tidak selalu yang aku alami ! :)

kamu pengunjung ke -