Minggu, 22 Januari 2012

You're are so merciful :')

bukanlah kesulitan yang membuat kita takut, tapi sebenarnya ketakutan itulah yang membuat kita sulit.
maka janganlah pernah mencoba untuk menyerah dan jangan pernah menyerah untuk mencoba.
jangan katakan kepada Allah "Ya Allah, aku punya masalah besar"
tapi katakan pada masalah bahwa

"aku punya Allah Yang Maha Besar, Yang Maha Segalanya"

tell your problems how big Allah (s.w.t) is 

(ali bin abi tholib)


Ya Allah, You are so merciful

nice quotes from nice person.

Senin, 16 Januari 2012

Perfect



Hold my hand, stop crying now
Everything will be ok http://www.smileycodes.info
I'm here to be your shelter
Good or bad We are together

There are time We're upside down
But We'll always pull through
My life is perfect
Because I have You

Because I have You ♥

Make me smile with your charm
I know You try so hard to make me proud http://www.smileycodes.info

I'm here to be a shelter
Good or bad We are together

There are time We're upside down
But We'll always pull through

My life is perfect  http://www.smileycodes.info
Because I have You

ten2five - perfect

Rabu, 11 Januari 2012

istri yang sabar

Seorang akhwat muslimah yang sangat menjaga diri, menutup wajahnya,berpegang teguh pada agamanya dan mulia akhlaknya. Kemudian Allah dengan pemeliharaan-Nya serta takdir-Nya memberinya rizki seorang suami muslim.
Tibalah waktu malam pengantin bersama tuntunan Islam yang indah. Kedua pengantin bergegas memasuki kediamannya. Sang istri lalu menyiapkan hidangan pembuka dan berkumpul mesra diruang makan.
Tiba-tiba, keduanya mendengar suara ketukan pintu. Sang suami menghentak dan berkata gusar, “Siapa tamu yang mengganggu ini?”
Berdirilah istri menuju pintu lalu bertanya dari balik pintu, “Siapa?”.
Terdengar jawaban, “Saya adalah pengemis yang meminta sedikit makanan”.
Si istri kemudian menyampaikan kepada suaminya, “Dia pengemis meminta sedikit makanan”.
Marah si suami sembari berkata, “Hanya gara-gara pengemis ini istirahat kita terganggu apalagi kita sedang menikmati malam pertama?”.
Si suami bergegas keluar dan langsung menghantam pengemis itu secara bertubi-tubi. Sesat kemudian, terdengar rintihan dan ringisan.
Si pengemis berlalu membawa rasa lapar dan luka yang memenuhi ruh, jasad dan kehormatannya.
Si suami kembali menemui istrinya di dalam kamar pengantin dengan hati yang penuh emosi karena gangguan yang terjadi barusan.
Sejurus kemudian, si suami terkena sesuatu menyerupai penyakit kesurupan, lalu dia merasa dunia menyempit dan menghimpitnya dengan keras. Lalu dia berlari keluar rumah dengan menjerit, meninggalkan istrinya yang ketakutan, namun itulah kehendak Allah.
Sang istri bersabar dan mengharapkan pahalanya di sisi Allah ta’ala, tak terasa lima belas tahun telah berlalu.
Setelah lima belas tahun dari peristiwa itu, seorang muslim datang meminangnya, dia menerima dan berlangsunglah pernikahan.


Pada malam pertama, suami istri tersebut berkumpul didepan hidangan pembuka yang telah disajikan. Tiba-tiba keduanya mendengar suara ketukan pintu. Berkata suami kepada istrinya, “Pergilah bukakan pintu”.
Si istri menuju pintu dan bertanya, “Siapa?”.
“Pengemis meminta sesuap nasi”, kata tamu tersebut.
Si istri menemui suaminya yang langsung menanyakan siapa tamu. Si istri berkata, “Pengemis meminta sesuap nasi”.
Maka si suami berkata, “Panggil dia kemari dan siapkan seluruh makanan ini diruang tamu lalu persilahkan dia makan sampai kenyang”.
Si istri bergegas menyiapkan hidangan, membukakan pintu lalu mempersilahkan pengemis itu untuk makan.
Si istri kembali menemui suaminya dengan menangis. Suaminya bertanya, “Ada apa denganmu?, Kenapa kamu menangis?, Apa yang terjadi?, Apakah pengemis itu menghinamu?”
Si istri menjawab dengan linangan air mata yang memenuhi matanya, “Tidak”.
“Dia mengganggumu?”, tanya suami.
“Tidak”, jawabnya.
“Dia menyakitimu?”, tanya suami.
“Tidak”, jawabnya.
“Lalu kenapa engkau menangis?”, tanya suami.
Si istri berkata, “Pengemis yang duduk di ruang tamumu dan menyantap hidanganmu adalah mantan suamiku lima belas tahun yang lalu. Pada malam penganti itu, ada pengemis datang dan suamiku memukulinya dengan keras. Setelah itu mantan suamiku kembali menemuiku dengan dada yang sempit. Aku menyangkanya dia terkena jin atau kesurupan. Dia lari meninggalkan rumah tanpa ada kabar sampai malam ini….Ternyata dia menjadi pengemis.”
Si suami tiba-tiba menangis….
Istrinya bertanya, “Apa yang membuatmu menangis?”
“Taukah kamu siapa pengemis yang dipukul oleh mantan suamimu dulu?”, kata suami.
“Siapa dia?”, tanya sang istri.
“Sesungguhnya pengemis itu, aku….”, suaminya menjelaskan.

Maha Suci Allah yang Maha Perkasa Maha Membalaskan, yang telah membalas seorang hamba-Nya yang faqir lagi miskin, yang datang dengan menundukkan kepalanya mengemis kepada manusia demi sesuap nasi untuk mengganjal rasa lapar dan dahaga. Rasa itu telah berlipat sakitnya dengan luka penzhaliman pada diri dan kehormatannya.
Sesungguhnya Allah tidak meridhai kelaliman, maka Allah menurunkan hukuman bagi siapa saja yang menghinakan hamba yang terzhalimi. Cukuplah bagi dia untuk bersabar atas ujian yang menimpa sampai Allah memberinya rizki yang berlimpah dan mengkayakannya dihadapan manusia. Kemudian Allah ganti menguji kepada lelaki yang zhalim, maka Allah mencabut seluruh kekayaannya dan jadilah dia pengemis nestapa.
Maha Suci Allah Yang Maha Mulia, yang telah memberi rizki seorang ibu mukminah yang selalu bersabar atas ujian Allah – selama lima belas tahun -, maka Allah menggantinya dengan suami yang jauh lebih baik dari pada mantan suaminya dulu.
Semoga menguatkan kesabaran, keyakinan akan janji kasih sayang dari Yang Maha Penyanyang.
Ambil sebuah hikmah dari sebuah pengalaman…….

Sumberhttp://sosbud.kompasiana.com/2011/02/14/kisah-ujian-istri-yang-sabar/

Jumat, 06 Januari 2012

bodoh




Mungkin, dulu ketika kau nyatakan perasaanmu pertama kali, aku memang belum benar-benar mencintaimu.  Ingin rasanya kala itu kita hanya berteman saja, karena aku merasa  masih belum mengenalmu. Perkenalan yang singkat, pertemuan yang hanya beberapa saat, lalu kau datang menyatakan cinta, menunjukkan rasa yang entah darimana asalnya,  mencoba mencuri hatiku untuk menerimamu, merajut cinta ‘instan’ seiring berjalannya waktu.

Entah penyesalan atau kebahagiaan pernah menjadi pacarmu. Entah karena apa aku menerimamu. Entah.

Aku memang bahagia memilikimu, tapi kala itu aku tak benar-benar merasakan perasaan yang sama dengan dirimu. Aku hanya bertingkah layaknya seorang kekasih, yang  bahagia dengan cinta semu yang tak mampu mengisi hatiku. Tak ada yang berubah dengan hatiku selain status hubungan yang berubah dari ‘single’ menjadi ‘in relation ship’.
Aku tak pernah mau mengirim pesan padamu lebih dulu. Aku tak pernah peduli kabarmu. Aku bahkan tak peduli dengan gossip dari temanmu itu.
Apa kau tahu arti genggaman tanganmu itu? Pelukanmu? Kata rayumu? Senyuman yang selalu kau tunjukkan ketika melihatku? Sama sekali tak mampu menggetarkan hatiku. Aku bahkan mulai risih dengan dengan tingkah bodohmu itu. Bodoh. Ya, aku tak suka caramu mengatakan cinta dengan sebodoh itu!
Dan kau membuatku lebih bodoh dari pikiranku. Kau minta ini dan itu. Kuberikan juga kau ini dan itu. Mungkin kala itu, Tuhan telah menyadarkanku untuk menyadari hadirmu. Menyadari kesalahanku yang tak mampu menganggapmu kekasihku.
Dalam malam yang gelap. Larut yang menyayat bayangan mataku. Kata putus itu tak sengaja terlontar dari bibirku. Kejam? mungkin saja. Tapi aku tak pernah sedikitpun memanfaatkanmu. Tak pernah meminta ini dan itu kepadamu. Aku hanya mebiarkanmu bertindak bodoh untuk menarik hatiku sesukamu. Karena ketika itu aku memang masih mengeja membaca cinta.
Tak ada tangis. Tak ada penyesalan. Segalanya berjalan normal. Aku masih tersenyum, bahkan tertawa menjadi bagian dari hari-hariku.
Tapi hari demi hari, aku mulai merindukan segala hal tentang dirimu. Semuanya yang dulu aku anggap sampah itu. Tak ada lagi yang mengisi hari-hariku dengan lelucon dan tampang bodoh itu. Ya, aku merindukanmu bodoh.
Apa kau ingat janji kita dulu? Apa kau masih menyimpan benda yang aku beri? Apa kau masih merawat benda yang kupinjamkan? Hei bodoh, jawab!
Aku tak ingin menjadi pencundang dalam cintaku, melakukan berbagai cara demi menebus kesalahanku dulu. Kau tahu, hari-hariku selalu diliputi oleh rasa bersalahku padamu?
Aku melawan orangtuaku, tak mempedulikan sekolahku, menjadi liar, karena kamu! aku buta oleh cinta dan penyesalanku. Tapi kenapa dengan cara ini? Kenapa kau rubah aku menjadi seperi ini, bodoh!
Setelah aku sepenuhnya mempercayaimu untuk kembali menguntai benang yang patah, dengan bangganya kau hancurkan perasaanku. Kau bangga karena akhirnya kau telah merebut hatiku. Tapi kenapa kau manfaatkan aku, bodoh? Kau permainkanku. Kau bohongi aku. Kau rusak perasaanku.
Apakah kau dendam terhadapku? Apakah ini karma? Kenapa kau berubah bodoh? Kenapa kau jadi seperti ini!
Kau pergi dengan wanita itu. Bermesraan dengannya, bahkan sedikitpun kau tak menganggapku yang kala itu telah menjadi pacarmu lagi. Kau manfaatkan ketulusanku. Membawa segalanya. Pergi dari hidupku.
Bodoh, kau tak benar-benar mencintaiku. 


~cintailah ia setelah ia halal untukmu, setelah ia seutuhnya milikmu~

hanya menulis apa yang aku pikirkan, tidak selalu yang aku alami ! :)

hanya menulis apa yang aku pikirkan, tidak selalu yang aku alami ! :)

kamu pengunjung ke -