Sabtu, 28 Juli 2012

mencintai tanpa syarat


mungkin kalian sudah pernah mendengar sosok Bp. Eko Pratomo Suyatno , namanya memang sudah sering muncul di koran, televisi (beliau pernah menjadi narasumber di kick andy dan metro tv), ataupun pada buku-buku investasi dan keuangan. beliau adalah Direktur Fortis Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal dan Investment, beliau juga sangat sukses dalam memajukan industri Reksadana di Indonesia. 

Usianya sudah tidak terbilang muda lagi, 60 tahun. Orang bilang sudah senja bahkan sudah mendekati malam, tapi Pak Suyatno masih bersemangat merawat istrinya yang sedang sakit. Mereka menikah sudah lebih dari 32 tahun dan telah dikaruniai 4 orang anak.


Disinilah awal cobaan menerpa, setelah istrinya melahirkan anaknya yang keempat, tiba-tiba kakinya lumpuh dan tidak bisa digerakkan. Itu terjadi selama 2 tahun. bahkan saat menginjak tahun ke tiga, seluruh tubuhnya menjadi lemah dan terasa tidak bertulang, lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari sebelum berangkat bekerja, Pak Suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi dan mengangkat istrinya ke tempat tidur. Dia letakkan istrinya di depan TV agar istrinya tidak merasa kesepian. Walaupun istrinya sudah tidak dapat bicara, tapi ia selalu senang ketika melihat istrinya tersenyum. 

Untunglah tempat kerja Pak Suyatno tidak terlalu jauh dari kediamannya, sehingga siang hari ia dapat pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaian dan selepas waktu maghrib dia temani istrinya menonton televisi sambil menceritakan apa saja yg dia alami seharian. walaupun istrinya hanya bisa menanggapi lewat tatapan matanya, namun bagi Pak Suyatno itu sudah cukup menyenangkan. Bahkan terkadang diselingi dengan menggoda istrinya setiap berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno selama kurang lebih 25 tahun, dengan sabar dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke 4 buah hati mereka, sekarang anak-anak mereka sudah dewasa, tinggal si bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu hari, ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya . Karena setelah anak mereka menikah dan tinggal dengan keluarga masing-masing, Pak Suyatno memutuskan untuk merawat ibu mereka. yang dia inginkan hanya satu, agar semua anaknya berhasil.
 
Dengan kalimat yang cukup hati-hati anak yg sulung berkata: “Pak kami ingin sekali merawat ibu, sejak kecil kami melihat bapak merawat ibu, tidak ada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak, bahkan bapak tidak mengijinkan kami untuk menjaga ibu”.
Dengan air mata berlinang anak itu melanjutkan kata-katanya: “sudah yang keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikah lagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati masa tua bapak? dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak. Kami janji kami akan merawat ibu sebaik mungkin secara bergantian”.

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak-anaknya: “Anak-anakku… Jikalau perkawinan & hidup di dunia ini hanya untuk nafsu, mungkin bapak akan menikah.. tapi ketahuilah dengan adanya ibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telah melahirkan kalian." Sejenak kerongkongannya tersekat, "kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat dihargai dengan apapun.”
“Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya seperti ini? Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah batin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang? kalian menginginkan bapak yang masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain? Bagaimana dengan ibumu yg masih sakit, nak?”
Sejenak meledaklah tangis anak-anak pak suyatno. Merekapun melihat butiran-butiran kecil jatuh dipelupuk mata ibu Suyatno. Dengan pilu ditatapnya mata suami yg sangat dicintainya itu.

Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadi nara sumber dan merekapun mengajukan beberapa pertanyaan kepada Suyatno, kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawat istrinya yang sudah tidak bisa apa-apa. .
Disaat itulah meledak tangis beliau, bahkan banyak tamu yang hadir di studio yang tidak sanggup menahan haru. 

Pak Suyatno bercerita..“Jika manusia di dunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya, tetapi tidak mau memberi waktu, tenaga, pikiran, dan perhatian itu adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya, dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya, mencintai saya dengan hati dan batinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yang lucu-lucu..Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta kami bersama… dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya apalagi dia sakit…” Sambil menangis
"Setiap malam saya bersujud dan menangis, saya hanya dapat bercerita kepada Allah di atas sajadah..saya yakin hanya kepada Allah saya percaya untuk menyimpan dan mendengar rahasia saya…"bahwa cinta saya kepada istri, saya serahkan sepenuhnya kepada Allah"


subhanallah :')


dari berbagai sumber
modified by ndhundyahsusan

0 komentar:

Posting Komentar

hanya menulis apa yang aku pikirkan, tidak selalu yang aku alami ! :)

hanya menulis apa yang aku pikirkan, tidak selalu yang aku alami ! :)

kamu pengunjung ke -