teman itu ibarat sebuah hadiah, terkadang ada yang isinya bagus tapi juga ada yang isinya buruk.
yang isinya bagus membuat kita merasa nyaman ketika berbagi rasa dengannya. kita bisa menghabiskan waktu berjam-jam saling bercerita, bercanda ria, menangis bersama dan tertawa bersama.
Yang isinya buruk punya jiwa yang luka, yang membuat kita tidak mampu lagi untuk mencintai. dan yang kita tangkap darinya seringkali justru sikap penolakan, dendam, kebencian, iri hati, kesombongan dan amarah. kita tidak suka dengan jiwa-jiwa seperti ini dan mencoba menghindar dari mereka. berpaling ketika berpas-pasan, pura-pura tidak melihat dan tidak mau tahu padahal kita sadar bahwa itu semua bukanlah karena mereka semua pada dasarnya buruk, tetapi lebih karna ketidakmampuan diri kita dalam memberikan cinta, walaupun mungkin tanpa kita sadari ia selalu menunggu cinta kita, empati kita, kesabaran, dan keberanian kita untuk mencoba membuka hati dan mendengarkan luka-luka yang memasung hatinya.
Bagaimana bisa kita mengharapkan seseorang yang terluka lututnya untuk berlari bersama kita?
Bagaimana bisa kita mengajak orang yang takut air untuk berenang bersama?
Luka di lututnya dan ketakutannya terhadap airlah yang mesti disembuhkan, bukan mencaci mereka karena mereka tidak mau lari dan berenang bersama kita.
Mereka tidak akan bilang bahwa lutut mereka terluka atau mereka takut air, mereka akan bilang kalau mereka tidak suka lari atau berenang itu membosankan, sama seperti mereka tidak bilang “Aku membutuhkan kamu” tapi mereka akan berkata “Tidak ada yang cocok denganku, aku lebih suka sendiri”, Tidak akan bilang “Aku kesepian” tapi berkata “teman-temanku sudah sibuk semua”, Tidak akan bilang “Aku butuh diterima”, tapi berkata “Aku ini buruk, aku tak punya kelebihan, siapa yang bakal tahan denganku”, Tidak akan bilang “Aku ingin didengarkan” tapi berkata “Kisah hidupku membosankan, tidak asik, tidak menyenangkan”, Itulah cara mereka mempertahankan diri
Teman adalah hadiah dari Alloh buat kita, entah bungkusnya menarik atau tidak, entah isinya bagus atau buruk.
Jangan tertipu oleh kemasan. ingat kata pepatah, don't judge the book because the cover. semua manusia memang tercipta dengan kelebihan dan kekurangan. tak kan mungin bisa sempurna.
bicaralah pada hati, hati yang memiliki sejujur-jujurnya jawaban, meskipun jiwa selalu menolak. karena hanya dengan memahami dan mencoba menerima dengan ikhlas, kita akan tahu hadiah sesungguhnya yang sudah disiapkanNya untuk kita.
saat diri ini mulai belajar memahami dan mengerti orang lain, bantu aku untuk bisa memahami kalian dengan baik agar tidak ada lagi suudzhon diantara kita. maaf kalau diri ini sering menumbuhkan luka di hati kalian.
0 komentar:
Posting Komentar